TIAP pergantian tahun Masehi, selalu ada acara perayaan tahun baru di kalangan masyarakat.
Namun, tidak banyak yang tahu, perayaan Tahun Baru Masehi tiap tanggal 1 Januari itu adalah ritual bangsa Romawi kuno untuk menyembah Dewa Janus atau January (nama dewa yang dijadikan nama bulan pertama kalender Masehi --Januari).
Umat Islam jelas wajib menghindari perayaan tahun baru Masehi jika tidak ingin dinilai ikut-ikutan menyembah Dewa Janus seperti bangsa Romawi itu.
Menurut catatan sejarah, orang-orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus, dewa segala pintu gerbang.
Tradisi meniup terompet yang menjadi ciri khas malam tahun baru pada mulanya merupakan cara orang-orang kuno untuk mengusir setan.
Menurut English Wikipedia, The Romans dedicated New Year�s Day to Janus, the god of gates, doors, and beginnings for whom the first month of the year (January) is also named. After Julius Caesar reformed the calendar in 46 BC and was subsequently murdered, the Roman Senate voted to deify him on the 1st January 42 BC [1] in honor of his life and his institution of the new rationalized calendar [2]. The month originally owes its name to the deity Janus, who had two faces, one looking forward and the other looking backward. This suggests that New Year�s celebrations are founded on pagan traditions.�
[1] Warrior, Valerie M. (2006). Roman Religion. Cambridge University Press. p. 110. ISBN 0-521-82511-3
[2] Courtney, G. Et tu Judas, then fall Jesus (iUniverse, Inc 1992), p. 50.
�Orang-orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus, dia adalah dewa segala pintu gerbang, pintu-pintu dan permulaan waktu yang mana namanya juga adalah nama dari bulan pertama dalam setahun, Januari. Setelah Julius Caesar menyusun sistem kalendar (Masehi) pada 46 BC dan ia dibunuh setelah itu, anggota Senat Romawi memutuskan untuk meresmikannya pada 1 Januari 42 BC untuk mengenang hidup Julius Caesar dan menghormati penyusunannya terhadap sistem kalender baru yang rasional. Bulan pertama didedikasikan pada nama dewa Janus yang mempunyai 2 wajah, 1 menghadap ke depan (mengindikasikan masa depan, pent) dan 1 menghadap ke belakang (mengindikasikan masa lalu, pent). Ini mengindikasikan perayaan Tahun Baru didirikan atas dasar kepercayaan pagan.�
Umat Islam jelas wajib menghindari perayaan tahun baru Masehi jika tidak ingin dinilai ikut-ikutan menyembah Dewa Janus seperti bangsa Romawi itu.
Baca juga: Tasyabuh dan Ritual Malam Tahun Baru
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda: �Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.� (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Apakah Anda turut merayakan malam tahun baru Masehi? Anda yang Muslim, semoga tidak. Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi. (http://www.risalahislam.com).*