SETIDAKNYA ada 10 kategori atau ciri-ciri yang membuat sebuah paham, aliran, atau kelompok dinyatakan sebagai aliran sesat. Kriteria ini dikemukakan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin AF MA mengatakan, dalam memutuskan sesat dan tidaknya sebuah paham, khususnya yang mengatasnamakan Islam, MUI mempunyai sedikitnya 10 kategori untuk menetapkan suatu paham dinyatakan sesat atau menyimpang dari ajaran Islam.
Ke-10 ciri aliran sesat tersebut adalah:
- Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam.
- Meyakini dan mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i Alquran dan sunah.
- Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran. Padahal, Alquran itu sudah habis masa turunnya sejak Nabi Muhammad Saw wafat.
- Mengingkari autentisitas (keaslian) atau kebenaran isi Alquran.
- Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir dan menafsirkan Alquran seenaknya sesuai hawa nafsunya atau kepentingan pribadi dan golongannya.
- Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam karena sunah itu merupakan sumber kedua dalam ajaran Islam.
- Menghina, melecehkan, dan merendahkan para nabi dan rasul.
- Mengingkari Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir. Jika ada orang yang mengaku sebagai nabi, itu sesat.
- Mengubah, menambah, atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat Islam, seperti haji, shalat lima waktu, dan puasa Ramadhan.
- Mengafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i, seperti mengafirkan Muslim hanya karena bukan kelompoknya dan mengaklaim hanya golongannya yang benar, yang lain sesat dan kafir.
Demikian 10 Ciri-Ciri Aliran Sesat - Menyimpang dari Ajaran Islam.
MUI Jabar Deteksi 44 Aliran Sesat
MUI Provinsi Jawa Barat mendeteksi 144 aliran atau ajaran menyimpang hingga sesat di wilayahnya sejak 2000.
Keberadaan ajarannya menyebar di sejumlah daerah tapi paling banyak ditemukan di Cirebon, Bogor, dan Bandung.
Menurut Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Achyar, dari 144 aliran menyimpang/sesat yang cukup menyita perhatian ialah aliran "Hidup di Balik Hidup", "Al -Quran Suci", "Surga Eden", "Milah Ibrahim", "Siliwangi Panjalu", "Lia Eden", dan "Al-Qiyadah Al-Islamiyah".
"Yang cukup menyita perhatian itu ada seorang warga Bandung bernama Sayuti. Dia seorang tukang cukur yang mengaku sebagai nabi," katanya seperti dikutip Antara.
Sumber: Republika, Antara