Tentang Jangan Ungkap Kebaikan yang Telah Dilakukan- Kunci Ibadah

ungkap kebaikanAllah SWT akan mengabaikan orang yang sombong, suka menyebut-nyebut kebaikan sendiri, dan orang yang mengelola perniagaannya dengan sumpah bohong"  (HR. Muslim).
 
JIKA kita melakukan sebuah amal saleh atau kebaikan, maka jangan kita ungkit, ungkap, atau sebut-sebut. Jangan pula amal kebaikan itu "dipamerkan" di status media sosial.

Baca juga: Jangan Pameri Amal di Media Sosial.

Allah SWT dan Rasulullah Saw mengingatkan, mengungkit-ungkit  kebaikan yang telah dilakukan, bisa menghapus pahala kebaikan itu, karena adanya riya' (pamer amal) dan 'ujub (berbangga diri/sombong).

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah [2]: 262)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah [2]: 264).

Dari Abu Dzarr ra.,dari Nabi saw., beliau bersabda: "Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah nanti pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka dan tidak pula menyucikan mereka, mereka akan mendapatkan siksa yang pedih." Rasulullah Saw menyatakannya sebanyak tiga kali. Abu Dzarr berkata: "Mereka sungguh kecewa dan rugi. Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?" Rasulullah bersabda:

"Orang yang menjuraikan pakaiannya karena congkak, orang yang suka menyebut-nyebut kebaikan sendiri dan orang yang mengelola perniagaannya dengan sumpah bohong".  (HR. Muslim).

Dalam Eksiklopedia Al-Quran disebutkan, salah seorang sahabat, Ibnu Sirin, pernah mendengar seseorang berkata kepada orang lain: "Aku telah berbuat ini dan itu untukmu." Maka ia berkata kepadanya: "Diamlah! Tidak ada kebaikan pada amal baik apabila dihitung-hitung (disebut-sebut)."  

Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan agar senantiasa mampu menahan diri dari sikap riya' dan 'ujub. Amin....! Wallahu a'lam bish-shawabi. (http://www.risalahislam.com).*